Makalah Problem Solving

 on Wednesday 11 March 2015  



 A.      Latar Belakang
Pernakah anda menghadapi masalah?, bagaimanakah kebiasaan anda dalam menghadapi masalah?, bagimana pemecahannya?. Mungkin kalau orang dihadapkan pada pertanyaan tersebut, akan mempunyai jawaban yang berbeda-beda, namun yang pasti adalah semua orang yang mau bertahan hidup dan mempunyai mimpi pasti akan mendapatkan masalah.
Setiap hari bahkan setiap saat, manusia berhadapan dengan masalah yang menuntut penyelesaian , mulai dari masalah yang paling sederhana sampai pada masalah yang rumit. Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan, atau antara kenyataan dan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut menempakkan diri dalam bentuk keluhan, keresahan dan kecemasan masalah sosial adalah kesenjangan antara situasi yang diharapkan dalam kehidupan sekelompok manusia dalam masyarakat.  

Sejauh mana masalah yang dihadapi, dan semampu apa dia menghadapi, dalam islam Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 286, yang artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

Berdasarkan ayat tersebut, jelas Allah akan menguji seseorang sesuai dengan kemampuannya, dalam hal ini, setiap orang pernah mempunyai masalah, dan tentunya masalah tersebut mennimpa sesuai dengan kemampuan seseorang tersebut, namun tidak sedikit orang yang mendapatkan masalah akan mengeluh dan merasa terlalu berat dalam menghadapi masalah tersebut.
Kembali lagi mengacu pada ayat di atas, yang menjadi persoalan bukan pada seberat apa masalah tersebut, melainkan bagaimana orang tersebut memecahkan masalah. Untuk itu penting bagi kita tahu bagaimana cara menghadapi masalah, di bawah ini akan dibahas tentang bagaimana menghadapi masalah (problem solving).

B.       Pengertian
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).
Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com).
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut  Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara (2006 : 103).
 
C.      Model-model penyelesaian masalah
Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model.
1.    Penyelesaian masalah menurut J. Dewey. Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
a.       Merumuskan masalah. Mampu mengetahui dan merumuskan masalah dengan jelas.
b.      Menelaah masalah. Mampu menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut.
c.       Merumuskan hipotesis. Mampu berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternative penyelesaian.
d.      Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis. Diperlukan kecakapan mencari dan menyusun data seraya menyajikannya dalam bentuk diagram, gambar dan table.
e.       Pembuktian hipotesis. Diperlukan kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan serta menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
f.       Menentukan pilihan. Diperlukan kecakapan membuat alternatif penyelesaian serta menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
2.    Penyelesaian masalah menurut Lawner Senesh.
Sanesh adalah seorang guru besar ekonomi, ia menggunakan tiga tahap dalam proses penyelesaian masalah ekonomi, yaitu:  
a.    Tahap motivasi
b.    Tahap pengembangan, dan
c.    Tahap komulasi.
Problem solving berbeda dalam tahap yang ke dua yaitu tahap pengembangan dengan langkah-langkah penyelesaian sebgai berikut:
a.    Menemukan gejala-gejala problematik (symptus of the problem)
b.    Mempelajari aspek-aspek permasalahan (aspects of the problem)
c.    Mendefinisikan masalah (definition of the problem)
d.   Menentukan ruang lingkup permasalahan (scope of the problem)
e.    Menganalisi sebab-sebab masalah (causes of the problem)
f.     Menyelesaikan masalah (solution of the problem)
3.    Penyelesaian masalah menurut david johnson dan johnson.
Penyelesaian masalah menurut johnson dan david ini dilakukan melalui kelompok. Suatu masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat kontroversional, misalnya dianggap penting (importain), urgen dan dapat diselesaikan (solutionable). Prosedur penyelesaian adalah sebagai berikut:
a.    Mendefinisikan masalah. Penemuan masalah ini di dalam kelas dilakukan sebagai berikut:
1)   Kemeukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik secara tertulis maupun secara lisan. Mintaah kepada siswa untuk merumuskannya dalam suatu kalimat sederhana (brain stroming). Kemudia, terimalah setiap pendapat mereka tanpa persoalan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
2)   Setiap pendapat ditinjau kembali dengan meminta penjelasan dari siswa yang berssangkutan , dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali perumusan-perumusan yang kurang tepat. Akhirnya , kelas memilih suatu perumusan yang paling tepat yang dapat dipakai oleh semua.
b.    Mendiagnosi masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah, langkah berikut ialah membentuk kelompok kecil. Kelompok ini mendiskusikan sebab-sebab timbulnya masalah. Menurut johnson dan david, suatu masalah muncul karena dua faktor, yaitu:
1)   Faktor-faktor yang mendorong ke arah tercapainya tujuan.
2)   Faktor-faktor yang menghemat terhambatnya tujuan.
Munculnya masalah disebabkan kedua faktor itu berada dalam keadaan seimbang. Analisis terhadap kedua faktor tersebut disebut analisis kekuatan lapangan (AKL). AKL ini dapat dilakukan dengan prosesdur sebagai berikut:
1)   Mengadakan brain stroming agar setiap anggota kelompok mendenfikasikan kedua macam faktor itu, faktor pendukung dalam faktor penghemat.
2)   Penyusun faktor-faktor itu secara berurutan menuruk kuatnya pengaruh peristiwa yang aktual.
3)   Suatu masalah akan dapat teratasi jika faktor penghemat didalamnya dikurangi dan faktor pendukungnya ditingkatkan. Usaha untuk mengubah kedua faktor tersebut akan lebih mudah jika ada fasilitas yang tersedia.
4)   Dicari upaya untuk mengubah kekuatan pada faktor-faktor pendukung.
5)   Memilih beberapa kemungkinan tindakan dari 3 dan 4 yang dianggap paling memberi harapan. Kemudian disusun kembali langkah-langkah yang sudah diplih.
6)   Mempelajari kembali langkah-langkah kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing langkah itu dapat dipakai dalam penyelesaian masalah.
c.    Merencanakan cara mengevaluasi keekfetifan program penerpanaya dan kemungkinan yang dapat dilakukan dalam prosedur evaluasi.
d.   Merumuskan alternati strategi
Pada tahanp ini, kelompok mencari dan menemukan berbagai alternatif tentang cara menyelesaikan maslah. Menurut teori ini, perubahan-perubahan pada situasi yang aktual dapat terjadi jika kekuatan-kekuatan yang mendukung ataupun menghambat mengalami perubahan, sehingga tingkat keseimbagannya berubah, ada tiga cara untuk mengubah titik keseimbangan itu, yaitu;
1)   Menambah kekuatan pada faktor pendukung.
2)   Mengutangi kekuatan pada faktor penghambat.
3)   ‘mengubah faktor penghambat menjadi faktor pendukung.
e.    Menentukan dan menetapkan strategi
Setelah berbagai alternatif ditemukan oleh kelompok, maka dipilih alternatif mana ang akan dipakai. Penyelesaian masalah ini terdiri dua aspek, yaitu :
1)   Pengambilan keputusan (decision making), yaitu suatu proses untuk menentukan suatu plihan dari berbagai alternatif yang ada.
2)   Penerapan keputusan (desicion implementasion), yaitu proses untuk menentukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan keputusan.

D.      Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1.    Kelebihan metode problem solving
a.       Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b.      Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c.       Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2.    Kekurangan metode problem solving
a.       Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b.      Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c.       Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

E.       Hasil-Hasil Problem Solving
Problem Solving yang sukses dapat melahirkan tiga macam hasil: kompromi, kesepakatan tentang tata cara menentukan pemenang, atau solusi integrative (Dean G. Pruitt, Jeffrey Z. Rubin: 2009, hlm315).
1.    Kompromi, adalah kesepakatan yang dicapai ketika kedua belah pihak mengambil titik tengah dari sebuah dimensi yang jelas. Contoh keputusan untuk mengatasi pertentangan tentang upah dengan membagi dua selisih angka yang diusulkan kedua belah pihak.
2.    Kesepakatan tentang tata cara menentukan pemenang. Yang termasuk dalam konteks problem solving untuk menentukan pemenang, misalnya melempar koin, membandingkan kebutuhan, menyerahkan pada putusan pihak ketiga, voting/suara paling banyak dianggap sebagai pemenang.
3.    Solusi integrative, adalah solusi yang merekonsoliasikan ( yang berarti mengintegrasikan) kepentingan dua belah pihak. Solusi integrative melahirkan hasil bersama tertinggi diantara ketiga macam kesepakatan. Contoh; kisah dua gadis bersaudara yang memperebutkan sebutir jeruk. Kesepakatan kompromis tercapai dengan membelah buah itu menjadi sama besar, setelah itu sang kaka memeras dagingnya menjadi jus (dan membuang kulitnya), sedangkan sang adik menggunakan kulitnya sebagai bahan membuat kue (dan tidak memakan dagingnya). Keduanya jelas lebih diuntungkan bila menggunakan solusi integrative, yaitu dengan memberikan seluruh daging buahnya kepada sang kakak dan seluruh kulitnya kepada sang adik. Dengan kompromi mereka tidak akan mendapatkan pembagian semacam itu. Dalam cerita tersebut, solusi yang benar-benar integrative, yaitu solusi yang benar-benar memuaskan kedua belah pihak. Tapi perlu menjad catatan, solusi integrative kebanyakan tidak sesukses itu.
 
F.       Langkah-Langkah Problem Solving
1.    Pastikan memang ada konflik kepentingan
2.    Ananlisis terhadap kepentingan sendiri, tetapkanlah aspirasi yang cukup tinggi secara masuk akal dan bersipalah untuk mempertahankannya.
3.    Cari cara untuk merekonsoliasikan aspirasi kedua belah pihak.
4.    Turunkan aspirasi dan cari beberapa aspirasi lagi.

G.      Kesimpulan
Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery. Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa yang ditrmukan, metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, dan discovery pada penemuan itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengaja, bina aksara, jakarta, cet III, 1991.

Sunartyo, Strategi Belajar Mengajar Islam Pengetahuan Sosial, IKIP, Malang, Cet,  II, 1989.

Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta, Cet IV, 2010.

W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis, Yokyakarta, Cet. IV, 1992.

Pruitt G. Dean, Rubbin Z. Jeffrey, Teori Konflik Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.


Makalah Problem Solving 4.5 5 Unknown Wednesday 11 March 2015   A.       Latar Belakang Pernakah anda menghadapi masalah? , bagaimanakah kebiasaan anda dalam menghadapi masalah ?, bagimana peme...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.