Setetes Embun Ramadhan
Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang sarat akan persaingan dan keserakahan, Allah telah memberikan sedikit waktu bagi umat untuk bermuhasabah dan bermuwajjahah dengan sang pencipta, memalingkan pandangan untuk melihat jejak perbuatan dan menatap masa depan yang mampu menembus dinding-dinding keduniaan. Ramadhan lah waktunya, ya mungkin sengaja Allah memberikan beribu kemuliaan pada bulan ini untuk menunjukkan diriNya lah yang paling kuasa dan menguasai kehidupan.
Allah telah memperlihatkan kuasanya yang mungkin tidak sanggup dinalar oleh akal semata melainkan dengan keyakinan. Kita lihat saja coretan-coretan sejarah yang Allah gariskan pada bulan Ramadhan ini, misalnya Allah telah menurunkan wahyu pertama yang menjadi tonggak perubahan peradaban dunia dari alam yang penuh nista menjadi cahaya mulia. Berkat firman Tuhan yang menyuruh umatnya untuk membaca, maka hari ini kita telah menikmati buah perjuangan dari sang Rosul yang menggenggam secarik firman Tuhan.
Coretan sejarah lain yang fenomenal adalah perang badar, yang mana Allah telah memperlihatkan kuasanya melalui 313 prajurit islam dan mampu mengalahkan 1.000 tentara musyrikin. Adalah perang tabuk juga sebagai bukti kuasa Tuhan yang tidak mampu dinalar akal semata, dan di Bumi pertiwi ini pun telah dilintasi garis kemuliaan Tuhan yang mengubah masa depan Indonesia, yang mana Soekarno dan anak Bangsa telah memproklamirkan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka pada bulan ramadhan.
Coretan sejarah tersebut di atas merupakan secarik dari tetesan-tetesan kemuliaan yang Allah tunjukkan di bulan Ramadhan ini, dan tentu Allah nyata-nyata telah menjanjikan bulan ini penuh rahmat dan dilipat gandakan dengan jaminan sabda Nabi saw bahwa "Setiap amal yang dilakukan oleh anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat bahkan sampai tujuh ratus kali lipat”.
Subhanallah...kemuliaan bulan ini tidak dapat dinafikan lagi ketika kita mau melihat perubahan yang signifikan pada diri hamba yang tiba-tiba bertekuk lutut dan ingin jumpa denganNya untuk memohon ampun dan rahmatNya. Semua itu terjadi bukan tanpa sebab, melainkan Allah sendiri yang telah menjanjikan dengan firmannya "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
Pesona hidup yang penuh nuansa egosentris kini berubah menjadi sosialis yang peduli terhadap tangis. Langkah kaki yang jarang menginjak rumah Tuhan, kini saling berlomba-lomba untuk masuk dan menundukkan sujud dengan segala ikhlas dan kerendahan. Jerit tangis umat yang kelaparan kini dapat tersenyum bersama dengan penuh rasa persaudaraan. Suara-suara merdu yang mengandung bisikan setan kini berubah menjadi lantunan nada-nada sabda Tuhan yang menggetarkan jiwa-jiwa gersang penuh kekhilafan.
Maha suci Tuhan yang telah menuntunku melewati jalan terjal dan berliku hingga sampai pada muara kenikmatan menjadi seorang hamba yang penuh linangan dosa. Muara kemuliaan yang mampu menampung segala pertaubatan dan mengeluarkan setes-demi setetes segala bentuk kenikmatan. Dan semoga dengan ridho dan petunjukMu, tetesan-tetesan embun Ramadhan Mu akan terus membasahiku agar menjadi umat yang mampu menatap masa depan dan menjadi “penyejuk”bagi seluruh alam.
Hikmah Ramadhan
Sunday, 12 July 2015 on Label: islam, Pendidikan
No comments:
Post a Comment